Pengaktualisasian peran pemuda
Tak terasa 80 tahun sudah kiprah para pemuda dalam membangun bangsa. Selama itu banyak perubahan fundamental yang dilakukan pemuda dalam menegakkan keadlian bagi seluruh rakyat
Hal tadi merupakan kilas balik tentang bagaimana perjuangan pemuda yang begitu gigih dalam menuntut keadilan dan kemakmuran bagi seluruh masyarakat
Untuk itulah melihat keadaan bangsa kita yang saat ini sangat menyedihkan. Kelaparan dimana – mana. Pengangguran terus bertambah. Kemiskinan kian merajalela. Kita sebagai pemuda harus bangkit dan dan bersatu padu. Bersama – sama dibawah satu komando kembali menggebrak kebobrokan bangsa ini. Tanpa adanya persatuan sangat sulit untuk mengantarkan bangsa kita ini menuju pintu kemakmuran. Ide briliant setiap pemuda dalam membangun bangsa ini, tak akan ada artinya jika tidak disatukan dan tersalurkan dalam tujuan yang sama.
Akan sangat disayangkan jika para pemuda yang enerjik dan belum terdoktrin oleh pihak manapun tercerai berai dan tidak terarah dalam pergerakkannya. Adapun rintangan yang masih menghalangi pemuda bersatunya adalah kepentingan – kepentingan setiap individu yang mencari keuntungan sendiri. Hal semacam inilah yang harus dihilangkan. Dalam sebuah pergerakan dan perjuangan yang paling penting adalah keikhlasan dalam bertindak dan tidak mengharapkan apapun, kecuali menginginkan tercapainya tujuan bersama. Selain itu perlunya ketahanan setiap pemuda terhadap arus Westernisasi yang begitu kuat. Disinilah setiap pemuda dituntut untuk memiliki bekal kerohanian yang cukup. Agar nantinya tidak terjerumus dalam kemaksiatan.
Memang tidak mudah tapi lambat laun pasti bisa. Dan hal yang yang tak kalah penting juga jangan sampai bersebrangan dengan pemuda yang kontra terhadap kita.
Secara kuantitatif, jumlah pemuda
a. Peran moral
Peran ini mengharuskan mahasiswa untuk senantiasa memberikan keteladanan dengan menunjukkan moral yang baik. Sebagai kaum terpelajar sudah sepantasnya mahasiswa memiliki etika yang baik dan berpegang pada nilai – nilai luhur. Untuk realisasi peran moral memang cukup sulit. Seperti dikemukakan sebelumya bahwa tantangan globalisasi adalah pemicu tidak mudahnya peran ini bisa berjalan dengan optimal. Kebanyakan mahasiswa sekarang lebih senang hidup hura – hura. Cendrung bersikap individualis, hanya memikirkan keuntungan bagi diri sendiri. Selain itu kurangnya semangat nasionalisme merupakan kendala yang juga berpengaruh terhadap menurunnya moralitas mahasiswa. Salah satu contoh kecil saja, masih ada mahasiswa yang tidak hapal lagu kebangsaan Indonesia Raya. Memang sangat ironi. Namun itulah potret kecil mahasiwa dewasa ini. Pendidikan kewarganegaraan yang ditujukan untuk membentuk karakter berbudi luhur dan menumbuhkan patriotisme sering kali diremehkan. Dibutuhkan kesadaran dari dalam diri dan kemauan kuat untuk merubah moralitas. Sebab rintangan tak akan mungkin ada habisnya. Pribadi kita lah yang harus menciptakan pertahanan untuk menghadapinya.
b. Peran Sosial
Mahasiswa harus memiliki solidaritas sosial yang tinggi. Peka terhadap penderitaan masyarakat dan persoalan bangsa. Ini penting agar jika nantinya masyarakat membutuhkan bantuan Mahasiswa. Dengan sigap mahasiswa bisa memberikan pertolongan tepat pada waktunya. Masyarakat sangat bergantung terhadap keberadaan mahasiswa. Oleh karena itu sudah seharusnya kepercayaan masyarakat tersebut jangan disia – siakan tetapi dipertangggungjawabkan. Jika pemerintah kurang tanggap dalam menghadapi persolan sosial. Mahasiswalah yang bergerak. Bukan malah sibuk menyalahkan pemerintah tanpa berbuat apa – apa.
c. Peran Akedemik.
Peran ini sangat signifikan bagi setiap mahasiswa. Jangan sampai mahasiswa sibuk dengan berbagai kepentingan memperjuangkan masyarakat dan menelantarkan tugasnya sebagai seorang akademika. Keseimbangan antara ilmu dan aksi perlu dijaga. Tanpa ilmu yang memadai pergerakan yang dilakukan hanya akan seperi omong kosong belaka. Bangsa ini membutuhkan intelektual – intelektual muda yang berwawasan luas dan mampu menguasai ilmu pengetahuan. Negara kita telah tertinggal jauh dalam berbagai hal. Entah itu dari segi pendidikan, ekonomi, sosial dan politik serata masih banyak lagi. Sebagai bentuk keprihatinan, mahasiswa harus menyikapi ketertinggalan ini dengan melakukan inovasi secara merata di segala bidang. Jika setiap mahasiswa mampu menyelesaikan study dan berprestasi, menciptakan peluang – peluang keberhasilan. Maka secara tidak langsung akan semakin memudahkan langkah kita menuju
d. Peran Politik
“Kaum muda secara tersirat mengatakan “Saatnya Kaum Muda Memimpin” dengan menunjukkan potensi politiknya, antara lain populasi yang besar, sikap murni, jujur, dan berani, kemampuan fisik dan sebagai generasi penerus terdidik yang bisa diandalkan. Mereka secara spontan mengisi kekosongan gerakan kemerdekaan yang tidak dilakukan oleh pejuang tua, yakni perjuangan massal dan bersenjata.” (kutipan naskah pidato Sultan HB X di Yogyakarta, 6 Desember 2007)
Dengan segenap harapan-harapan idealnya, pemuda tidak sabar melihat kondisi kebangsaan kita yang belum bisa bangkit dari krisis. Pemerintah yang dinilai lamban dalam menyelesaikan berbagia masalah negara. Belum lagi korupsi yang merajalela. Maka tak heran jika tingkat kepercayan pemuda termasuk masyarakat pada umumnya mulai menurun pada pemimpin sekarang ini. Meski bukan krisis kepemimpinan, tetapi jika dibiarkan bisa menjadi “penyakit kronis” yang akan menurunkan partisipasi publik.
Kondisi itulah yang menyebabkan lahirnya kegelisan pemuda dalam bentuk geliat politik dalam berbagai ranah kehidupan khususnya pada basis kekuasaan. Pemuda melihat adanya kegagalan yang nyata oleh kepemimpinan kaum tua yang mendominasi kekuasaan politik dari era orde baru sampai reformasi sekarang ini. Pemuda ingin membuktikan diri, bahwa lebih mampu melakukan perubahan. Meskipun masih sebatas semangat dan angan, karena kenyataannya belum ada bukti kongkrit untuk itu.
Agar pemuda tidak hanya dikatakan bermodalkan semangat dan menawarkan mimpi indah, perlu ada konsep yang lebih matang dan strategi yang lebih jitu dalam memngelola negara
Pemuda harus membuktikan kemampuannya. Memiliki tawaran konsep yang bisa direalisasikan untuk bangkit dari krisis menjadi fundamental. Kalau bukan sekarang kapan lagi. Sosialisasi dan konsolidasi kepemimpinan kaum muda sudah harus digelorakan di tengah masyarakat. Sebagai alternatif atas lambannya agenda perubahan.
two thumb...!!!
great..!!